Selasa, 07 April 2015

Pentingnya Kewirausahaan

        Kewirausahaan merupakan komponen vital dalam pembangunan ekonomi. Jika Indonesia ingin maju seperti negara lain, maka pembangunan kewirausahaan harus dimulai dari sekarang. Untuk mengembangkan kewirausahaan, perlu disusun kurikulum yang memadai, mulai dari pendidikan usia dini sampai Perguruan Tinggi. Prinsipnya adalah mereka harus dibuat tertarik dan termotivasi, kedua mereka harus bisa dibuat melihat adanya kesempatan untuk bisnis yang menguntungkan (opportunity factors), ketiga, mereka harus memiliki beberapa keahlian seperti social skill, indutrial skill, organizasional skill dan strategic skill

     Pada awal abad 20, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi satu kajian hangat karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi. Adalah Schumpeter (1934) yang mengatakan bahwa jika suatu negara memiliki banyak entrepreneur, negara tersebut pertumbuhan ekonominya tinggi, yang akan melahirkan pembangunan ekonomi yang tinggi. Jika suatu negara ingin maju, jumlah entrepreneurnya harus banyak. Enterprenuership is driving force behind economic growth. Kirzner mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan.

        Rasionalisasinya adalah jika seseorang memiliki kewirausahaan, dia akan memiliki karakteristik motivasi/mimpi yang tinggi (need of achievement), berani mencoba (risk taker), innovative dan independence. Dengan sifatnya ini, dengan sedikit saja peluang dan kesempatan, dia mampu merubah, menghasilkan sesuatu yang baru, relasi baru, akumulasi modal, baik berupa perbaikan usaha yang sudah ada (upgrading) maupun menghasilkan usaha baru. Dengan usaha ini, akan menggerakan material/bahan baku untuk “berubah bentuk” yang lebih bernilai sehingga akhirnya konsumen mau membelinya. Pada proses ini akan terjadi pertukaran barang dan jasa, baik berupa sumber daya alam, uang, sumber daya sosial, kesempatan maupun sumber daya manusia. Dalam ilmu ekonomi, jika terjadi hal demikian, itu berarti ada pertumbuhan ekonomi, dan jika ada pertumbuhan ekonomi berarti ada pembangunan.

        Dalam kasus negara, kita bisa belajar dari Jepang, dimana saat PD II, mereka hancur-hancuran. Namun karena accident tersebut, Bangsa Jepang justru lebih hebat dari sebelumnya karena setelah itu, pemerintah Jepang melakukan reformasi di segala bidang dengan dua pilar, yakni pembubaran konglomerasi dan UU anti monopoli.

       Di sektor pertanian, yang paling awal digarap adalah reformasi lahan pertanian. Sistem “tuan tanah” yang merupakan salah satu bentuk konglomerasi di bidang pertanian dihapus, dan para “tuan tanah” tersebut dilarang memiliki luas lahan yang terlalu besar. Tanah tersebut dipetak-petak, dan masing-masing lahan digarap oleh petani pemiliknya sendiri. Kalau sebelumnya seorang tuan tanah memiliki lahan sampai seluas 8000 ha, sekarang petani di Jepang memiliki luas lahan rata-rata 1,5 ha (kecuali petani di pulau Hokkaido). Kebijakan ini telah membawa dampak besar terhadap pembangunan ekonomi di Jepang.

      Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan”oleh perusahaan.

        Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

     Salah satu penyebab kegagalan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi suatu negara karena tidak adanya entrepreneurship baik dalam level individu, organisasi dan masyarakat. Peneliti sebelumnya telah mengatakan, kewirausahaan sangat berperan dalam pembangunan ekonomi (Kirzner, 1973), merupakan a vital component of productivity and growth (Baumol, 1993), berperan dalam peningkatan investasi, new business creation (Gartner, 1985), memunculkan job training (Brown et al, 1976) dan home-base business (Spencer Hull, 1986), meningkatkan employment growth (Birch, 1981; 1987), penciptaan nasional identity & leadership (Bolton, 1971) dan bersama dengan kapasitas manajemen sangat menentukan kesuksesan usaha (farm performance) (Priyanto, SH, 2005). Schumpeter (1934) bahkan menyatakan bahwa enterprenuership is driving force behind economic growth, formulating new economic combination by (1) developing new products; (2) developing new sources of materials; (3) accumalating capital resources; (4) introducing new products and new production functions; and (5) reorganizing or developing a new industry.

        Kewirausahaan ternyata juga sangat berperan dalam perkembangan UKM. Penelitian terdahulu menunjukkan, kinerja industri kecil yang rendah disebabkan beberapa faktor antara lain rendahnya karakteristik kewirausahaan (poor entrepreneurial). Kewirausahaan menjadi “motor penggerak” yang berperan dalam pembangunan industri. Dalam proses industrialisasi diperlukan sikap kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi (Anderson, 2002; Amstrong dan Taylor, 2000).

      Kewirausahaan juga bisa berpengaruh langsung terhadap kinerja usaha. Baum et al. (2001) mengatakan bahwa sifat seseorang (yang bisa diukur dari ketegaran dalam menghadapi masalah, sikap proaktif dan kegemaran dalam bekerja), kompetensi umum (yang bisa diukur dari keahlian berorganisasi dan kemampuan melihat peluang), kompetensi khusus yang dimilikinya seperti keahlian industri dan keahlian teknik, serta motivasi (yang bisa diukur dari visi, tujuan pertumbuhan dan self efficacy), berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan usaha. Hampir senada dengan Baum et al. (2001), Lee dan Tsang (2001) menyimpulkan bahwa elemen kewirausahaan seperti internal locus of control, need for achievement, extroversion, education experience dan self reliance mempengaruhi pertumbuhan usaha.

      Menurut ahli perilaku (behaviorits), entrepreneurship sangat berperan dalam kesuksesan seseorang (Kets de Vries, 1977). Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya (Priyanto, 2006). Entrepreneurship juga berperan dalam mengembangkan seseorang sehingga memiliki keinginginan untuk memaksimalkan economic achievement (Mc Clelland, 1976) dan menyebabkan seseorang bisa tahan uji, bisa fleksibel, bisa dipercaya, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya. Sementara itu Barkham, 1989; Pollock, 1989 dalam Ghosh (1999) mengatakan bahwa skill, attitude dan pencarian informasi pasar merupakan faktor yang memberikan kontribusi pada kesuksesan perusahaan.

    Ahli-ahli sosiologi mengatakan bahwa entrepreneurship berperan dalam mengintegrasikan, mengarbitrase dan mengatur subsistem dalam masyarakat dan ekonomi (Parsons and Smelser,1956). Mereka para entrepreneur merupakan agen perubahan dalam masyarakat dimana dia tinggal (Barth, 1967). Storey (1982) berpendapat bahwa entrepreneur memegang peranan sebagai kreator dalam persaingan dan penciptaan lapangan kerja, sebagai “benih” dimasa depan dan sebagai alternatif dalam hal menghubungkan the bureaucratic employeremployee. Sementara itu Hagen (1960) percaya bahwa entrepreneur mampu memotivasi masyarakat karena dia dipandang menjadi kaum elit karena kesuksesannya di dunia usaha. Entrepreneur bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat.

        Kemiskinan sangat erat kaitannya dengan ketiadaan kewirausahaan. Oleh karena itu, keberadaan kewirausahaan mulai dari level individu, organisasi sampai masyarakat sangat terkait erat dengan miskin atau tidaknya masyarakat. Jika kewirausahaan tinggi, maka kemiskinan akan rendah.

Sumber : https://www.scribd.com/doc/261069901/pentingnya-kewirausahaan

1 komentar:

Posting Komentar