photo banner blog_zpssxdyxx8b.jpg
 photo banner blog_zpssxdyxx8b.jpg
 photo banner blog2_zpsbcxzv3em.jpg
 photo banner blog3_zpsmj3uuc1f.jpg

Kamis, 16 April 2015

Teknik Awal Memulai Usaha

Pendahuluan

       Banyak orang mengatakan bahwa “Ide atau gagasan” mahal harganya. Tentunya tidak sembarang ide, tetapi ide yang mempunyai nilai komersial dan ide itu ditulis dalam suatu rencana usaha atau rencana bisnis. Sebenarnya banyak orang mempunyai ide cemerlang, ide yang hebat-hebat serta mempunyai nilai komersial tinggi tetapi ide itu tetaplah hanya sekedar ide bahkan hanya sekedar impian yang numpang lewat, karena ide yang hebat tadi tidak pernah ditulis atau dikomunikasikan kepada pihak lain ataupun diimplementasikan. Tulisan ini mencoba mengupas tentang business plan, dengan harapan dapat digunakan sebagai pengetahuan ataupun menyiapkan langkah awal bagaimana untuk menggali, menumbuhkan ataupun menjaring ide-ide atau gagasan bisnis dan sekaligus menuangkannya dalam sebuah rencana usaha/bisnis.


     Realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak ide/gagasan-gagasan bisnis hebat dan ide-ide orisinil yang justru lahir dari para kawula muda. Tentunya kalau peluang atau kemampuan ini dikemas dengan baik dan mampu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikemas sebagai rencana usaha/bisnis yang layak dan mampu diterapkan ke dalam sebuah bisnis riil, tentunya akan banyak memberi manfaat bagi para kawula muda sendiri dan sekaligus memberikan kontribusi bagi masyarakat dan lingkungannya. Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah membuat sebuah perencanaan usaha/bisnis yang matang dan realistis.
    
     Apapun jenis usaha yang akan kita jalankan. Tulisan ini mencoba menguraikan selangkah demi selangkah bagaimana membuat perencanaan usaha/bisnis. Perencanaan usaha/bisnis sangat berguna untuk menilai apakah usaha/bisnis yang akan kita tekuni layak, profitable dan berjangka panjang/berprospek. Dengan perencanaan usaha/bisnis yang matang, juga sangat berguna apabila kita ingin mengajak mitra bisnis, investor ataupun calon kreditor untuk merealisasi impian kita agar jadi kenyataan.

Prinsip Business Plan

Adapun prinsip-prinsip dalam perencanaan usaha itu sebagai berikut:

  • Perencanaan usaha harus dapat diterima oleh semua pihak.
  • Perencanaan usaha harus fleksibel dan realistis.
  • Perencanaan usaha harus mencakup seluruh aspek kegiatan usaha.
  • Perencanaan usaha harus merumuskan cara-cara kerja usaha yang efektif dan efisien

Kegiatan Business Plan Perencanaan usaha adalah sebuah selling document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial. Jadi, perencanaan usaha merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang mengembangkan dan menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal untuk memulai suatu usaha. Di sini seorang wirausaha diharapkan mampu menggarap perencanaan usaha jangka pendek dan dapat merumuskan untuk mencapai sasaran dan tujuannya. Perencanaan usaha itu harus mencakup berbagai jenis kegiatan, di antaranya:

  • Mempelajari dan meramalkan masa depan usaha.
  • Menentukan sasaran beserta fasilitas yang diperlukan dalam usaha.
  • Membuat program kerja dan perhitungan usaha.
  • Menentukan prosedur kerja di dalam usaha.
  • Menentukan rencana anggaran usaha.
  • Membuat kebijaksanaan usaha.


Bagaimana Membuat Perencanaan Bisnis Yang Baik?

1. Perencanaan yang baik adalah sebuah proses, bukan hanya sekedar perencanaan. Perencanaan yang baik indikatornya antara lain:

  • Sederhana, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan (mengandung kemudahan dan kepraktisan)
  • Spesifik, perencanaan yang baik adalah yang konkret, terukur, spesifik dalam waktu, personalianya dan anggarannya.
  • Realistik, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang realistik dalam tujuan, anggaran maupun target pencapaian waktunya.
  • Komplit atau lengkap, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang lengkap semua elemennya.

2. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat dipergunakan untuk berbagai hal, seperti:

  • Mendefinisikan dan menetapkan tujuan
  • Menciptakan laporan bisnis secara reguler
  • Mendefinisikan bisnis-bisnis baru
  • Mensupport aplikasi pinjaman
  • Mendifinisikan berbagai perjanjian dengan partner
  • Serangkaian nilai untuk pencapaian tujuan secara legal
  • Untuk mengevaluasi masalah produk-produk, promosi maupun ekspansi


Kesimpulan

       Dalam dunia praktek sehari-hari, ternyata banyak kendala yang ditemui baik dalam membuat business plan maupun implementasinya. Kendala yang sering ditemui dalam membuat business plan adalah sulitnya menemukan ide-ide yang dapat dijadikan proyek bisnis yang menguntungkan. Kendala lahirnya ide-ide kreatif yang punyai nilai ekonomis ini banyak terjadi karena kita sendiri sering kali kurang menyadari bahwa ide adalah hasil proses alam bawah sadar sehingga ide tidak akan hadir berkali-kali. Di sisi lain kita juga sering kurang peka terhadap lingkungan sekitar dan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan, padahal ide-ide kreatif, inovatif dan bernilai ekonomis justru sering lahir dari kepekaan kita terhadap lingkungan dan kemampuan kita merubah tantangan menjadi peluang. Setelah kita mampu membuat business plan-pun seringkali tidak bisa diimplementasikan, alasan utama adalah kendala modal.

        Kadangkala modal tidak menjadi masalah tetapi keberanian untuk memulai yang belum ada atau nyaris tidak ada. Banyak faktor yang menyebabkan semua ini terjadi, ada faktor di luar ekonomi, misalnya kultur di Indonesia yang masih menganggap profesi wirausaha sebagai profesi kurang terhormat, sehingga banyak orang tua yang lebih menginginkan anakanaknya berprofesi sebagai PNS, ABRI atau Pegawai Swasta. Faktor lain adanya anggapan bahwa berwirausaha selalu faktor modal yang utama, padahal banyak bukti pengusaha/entrepreneur sukses justru memulai usaha dari nol alias tanpa modal. Banyak entrepreneur sukses menganggap dalam memulai bisnis modal utamanya adalah ide-ide cemerlang, relasi ataupun impian-impian yang tinggi yang kadang menurut orang lain tidak masuk akal, tapi dengan sedikit kecerdikan dan keberanian mengambil risiko (ciri seorang entrepreneur) mampu melahirkan pengusahapengusaha yang handal dan sukses.

Sumber : http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/download/590/447

Selasa, 07 April 2015

Pengaruh sebuah Pengetahuan akuntansi terhadap Usaha

Pendahuluan

       Wirausaha merupakan salah satu alternatif individu dalam memenuhi kebutuhan hidup baik bagi dirinya sendiri maupun keluarga. Diharapkan dalam melakukan kegiatan bisnis seseorang akan mendapatkan imbalan dari jerih payahnya yaitu berupa laba. Agar keuntungan dapat terlihat dengan jelas maka diperlukan laporan laba/rugi yang berfungsi sebagai komparasi antara anggaran dengan realisasi. Munculnya kegiatan bisnis dapat berasal dari keinginan seseorang untuk berwirausaha, seseorang yang memiliki naluri untuk membaca peluang yang ada di tengah-tengah masyarakat khususnya dalam bidang ekonomi.
     Seorang wirausaha sebaiknya memahami bagaimana pencatatan transaksi keuangan dan pelaporan akuntansi, karena kegiatan bisnis itu tidak hanya melakukan kegiatan untuk jangka waktu satu bulan, satu tahun, atau dua tahun saja tetapi bertahun-tahun. Jadi, tidak mungkin perusahaan akan mengingat semua transaksi yang terjadi dalam setiap kegiatan sebuah bisnis tanpa proses dan sistem pencatatan yang teratur dan sistematis, untuk itu dibutuhkan sistem akuntansi dalam sebuah bisnis. Kegunaan akuntansi sangat bervariasi, mulai dari sebagai alat hitung menghitung, sumber informasi dan pengambilan keputusan. Bila dihubungkan dengan para pelaku usaha, tampaknya pemahaman akuntansi masih digunakan sebagai alat hitung dalam artian untuk melakukan pencatatan pada saat terjadi transaksi penjualan dan pembelian, menghitung berapa kas masuk (cash in flow) dan kas keluar (cash out flow) dan laporan akuntansi sebagai sumber informasi dan pengambilan keputusan (Hendro, 2011:439).

    Para pengusaha sudah semakin menyadari bahwa informasi akuntansi khususnya informasi keuangan sangat penting. Memang tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar informasi yang dibutuhkan pengusaha adalah informasi akuntansi (Al Haryono Jusup, 2005:3). Proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan informasi akuntansi yang digunakan oleh manajemen untuk mengambil keputusan penting untuk kemajuan perusahaan. Manajemen membaca informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan informasi kinerja keuangan lain. Informasi akuntansi berfungsi untuk mengkoordinasikan segala aktivitas perusahaan dan untuk mengukur kinerja perusahaan (Simamora, 2002:10).

     Berwirausaha merupakan suatu kegiatan yang banyak dilakukan oleh kalangan mahasiswa di Indonesia termasuk di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan banyak mahasiswa yang mulai membuka usaha di bidang produk kreatif, menjadi pedagang retail barang-barang fashion, serta membeli produk-produk franchise untuk dikelola sendiri. Namun, tidak semua mahasiswa yang telah menjalankan usaha ini, memahami pentingnya akuntansi untuk kelancaran bisnis mereka sehingga banyak kegiatan bisnis mereka yang berhenti di tengah jalan karena mereka merasa tidak pernah merasa mendapatkan laba dari usaha yang dijalankan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pemisahan antara uang pribadi dan uang yang digunakan untuk menjalankan usaha. Sebagian dari mahasiswa menjalankan bisnis mereka bersama-sama dengan modal bersama pula. Permasalahan yang timbul pada saat melakukan bisnis dengan sistem ini adalah apabila tidak ada pencatatan yang jelas atas modal awal yang dikeluarkan, 4 pengeluaran yang dilakukan selama proses bisnis berjalan, serta pembagian keuntungan. Ini akan mengakibatkan hancurnya sebuah usaha karena kurangnya pengetahuan akan akuntansi. Begitu juga dengan mahasiswa yang menjalankan usaha sendiri, mereka berpikir bahwa usaha yang mereka jalankan masih relatif kecil sehingga tidak perlu dilakukan pemisahan atas uang pribadi dan modal untuk usaha serta mengabaikan pencatatan atas keuangan dari bisnis yang dijalankan. Pencatatan akuntansi sangatlah penting karena informasi keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan bisa menjadi dasar dalam pembuatan keputusan investasi.

     Dalam menjalankan sebuah usaha, pembuatan keputusan investasi sangatlah penting, bentuk investasi yang bisa dipilih untuk kelangsungan hidup perusahaan dapat berupa investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Abdul Halim, 2005:4). Bagi pengusaha yang masih berstatus mahasiswa membuat keputusan investasi juga sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup usaha yang dijalankan. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus mampu untuk memahami informasi akuntansi perusahaannya agar dapat membuat suatu keputusan investasi yang tepat bagi kelangsungan hidup perusahaan. 

Kajian Pustaka

Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian akuntansi, Ahmed Riahi Belkaoui (2006:50) menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan yang berguna untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi dalam perusahaan. Menurut Al Haryono Jusup (2005:5) akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan,dan penanalisaan data keuangan suatu perusahaan. 

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan yaitu, pengujian secara parsial dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan akuntansi (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi pada tingkat kepercayaan 95%. Jika seorang wirausaha memiliki pengetahuan tentang akuntansi yang baik maka wirausaha ini akan dapat menggunakan informasi akuntansi dengan baik untuk membuat keputusan investasi. Variabel jiwa kewirausahaan (X2) secara parsial juga menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi pada tingkat kepercayaan 95%. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi cendrung akan selalu berusaha untuk mengembangkan usaha yang dimiliki dan akan menggunakan informasi akuntansi untuk melihat bagaimana perkembangan usaha yang dijalankan dan untuk membuat suatu keputusan investasi.

Saran

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disampaikan saran-saran yaitu bagi para wirausahawan terutama wirausaha muda yang berstatus sebagai mahasiswa perlu memiliki pemahaman terhadap ilmu akuntansi untuk menjamin kelancaran dan keamanan perusahaan yang dirintisnya dan dapat membuat keputusan-keputusan ekonomi berdasarkan laporan keuangan atas perusahaanya yang disajikan setiap akhir periode akuntansi tertentu dan kepada para peneliti selanjutnya di bidang ini 16 disarankan agar memperluas objek penelitiannya, tidak hanya sebatas di lingkup mahasiswa. 

Sumber : http://ojs.unud.ac.id/index.php/akuntansi/article/download/2025/1589

Pentingnya Kewirausahaan

        Kewirausahaan merupakan komponen vital dalam pembangunan ekonomi. Jika Indonesia ingin maju seperti negara lain, maka pembangunan kewirausahaan harus dimulai dari sekarang. Untuk mengembangkan kewirausahaan, perlu disusun kurikulum yang memadai, mulai dari pendidikan usia dini sampai Perguruan Tinggi. Prinsipnya adalah mereka harus dibuat tertarik dan termotivasi, kedua mereka harus bisa dibuat melihat adanya kesempatan untuk bisnis yang menguntungkan (opportunity factors), ketiga, mereka harus memiliki beberapa keahlian seperti social skill, indutrial skill, organizasional skill dan strategic skill

     Pada awal abad 20, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi satu kajian hangat karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi. Adalah Schumpeter (1934) yang mengatakan bahwa jika suatu negara memiliki banyak entrepreneur, negara tersebut pertumbuhan ekonominya tinggi, yang akan melahirkan pembangunan ekonomi yang tinggi. Jika suatu negara ingin maju, jumlah entrepreneurnya harus banyak. Enterprenuership is driving force behind economic growth. Kirzner mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan.

        Rasionalisasinya adalah jika seseorang memiliki kewirausahaan, dia akan memiliki karakteristik motivasi/mimpi yang tinggi (need of achievement), berani mencoba (risk taker), innovative dan independence. Dengan sifatnya ini, dengan sedikit saja peluang dan kesempatan, dia mampu merubah, menghasilkan sesuatu yang baru, relasi baru, akumulasi modal, baik berupa perbaikan usaha yang sudah ada (upgrading) maupun menghasilkan usaha baru. Dengan usaha ini, akan menggerakan material/bahan baku untuk “berubah bentuk” yang lebih bernilai sehingga akhirnya konsumen mau membelinya. Pada proses ini akan terjadi pertukaran barang dan jasa, baik berupa sumber daya alam, uang, sumber daya sosial, kesempatan maupun sumber daya manusia. Dalam ilmu ekonomi, jika terjadi hal demikian, itu berarti ada pertumbuhan ekonomi, dan jika ada pertumbuhan ekonomi berarti ada pembangunan.

        Dalam kasus negara, kita bisa belajar dari Jepang, dimana saat PD II, mereka hancur-hancuran. Namun karena accident tersebut, Bangsa Jepang justru lebih hebat dari sebelumnya karena setelah itu, pemerintah Jepang melakukan reformasi di segala bidang dengan dua pilar, yakni pembubaran konglomerasi dan UU anti monopoli.

       Di sektor pertanian, yang paling awal digarap adalah reformasi lahan pertanian. Sistem “tuan tanah” yang merupakan salah satu bentuk konglomerasi di bidang pertanian dihapus, dan para “tuan tanah” tersebut dilarang memiliki luas lahan yang terlalu besar. Tanah tersebut dipetak-petak, dan masing-masing lahan digarap oleh petani pemiliknya sendiri. Kalau sebelumnya seorang tuan tanah memiliki lahan sampai seluas 8000 ha, sekarang petani di Jepang memiliki luas lahan rata-rata 1,5 ha (kecuali petani di pulau Hokkaido). Kebijakan ini telah membawa dampak besar terhadap pembangunan ekonomi di Jepang.

      Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan”oleh perusahaan.

        Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

     Salah satu penyebab kegagalan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi suatu negara karena tidak adanya entrepreneurship baik dalam level individu, organisasi dan masyarakat. Peneliti sebelumnya telah mengatakan, kewirausahaan sangat berperan dalam pembangunan ekonomi (Kirzner, 1973), merupakan a vital component of productivity and growth (Baumol, 1993), berperan dalam peningkatan investasi, new business creation (Gartner, 1985), memunculkan job training (Brown et al, 1976) dan home-base business (Spencer Hull, 1986), meningkatkan employment growth (Birch, 1981; 1987), penciptaan nasional identity & leadership (Bolton, 1971) dan bersama dengan kapasitas manajemen sangat menentukan kesuksesan usaha (farm performance) (Priyanto, SH, 2005). Schumpeter (1934) bahkan menyatakan bahwa enterprenuership is driving force behind economic growth, formulating new economic combination by (1) developing new products; (2) developing new sources of materials; (3) accumalating capital resources; (4) introducing new products and new production functions; and (5) reorganizing or developing a new industry.

        Kewirausahaan ternyata juga sangat berperan dalam perkembangan UKM. Penelitian terdahulu menunjukkan, kinerja industri kecil yang rendah disebabkan beberapa faktor antara lain rendahnya karakteristik kewirausahaan (poor entrepreneurial). Kewirausahaan menjadi “motor penggerak” yang berperan dalam pembangunan industri. Dalam proses industrialisasi diperlukan sikap kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi (Anderson, 2002; Amstrong dan Taylor, 2000).

      Kewirausahaan juga bisa berpengaruh langsung terhadap kinerja usaha. Baum et al. (2001) mengatakan bahwa sifat seseorang (yang bisa diukur dari ketegaran dalam menghadapi masalah, sikap proaktif dan kegemaran dalam bekerja), kompetensi umum (yang bisa diukur dari keahlian berorganisasi dan kemampuan melihat peluang), kompetensi khusus yang dimilikinya seperti keahlian industri dan keahlian teknik, serta motivasi (yang bisa diukur dari visi, tujuan pertumbuhan dan self efficacy), berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan usaha. Hampir senada dengan Baum et al. (2001), Lee dan Tsang (2001) menyimpulkan bahwa elemen kewirausahaan seperti internal locus of control, need for achievement, extroversion, education experience dan self reliance mempengaruhi pertumbuhan usaha.

      Menurut ahli perilaku (behaviorits), entrepreneurship sangat berperan dalam kesuksesan seseorang (Kets de Vries, 1977). Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya (Priyanto, 2006). Entrepreneurship juga berperan dalam mengembangkan seseorang sehingga memiliki keinginginan untuk memaksimalkan economic achievement (Mc Clelland, 1976) dan menyebabkan seseorang bisa tahan uji, bisa fleksibel, bisa dipercaya, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya. Sementara itu Barkham, 1989; Pollock, 1989 dalam Ghosh (1999) mengatakan bahwa skill, attitude dan pencarian informasi pasar merupakan faktor yang memberikan kontribusi pada kesuksesan perusahaan.

    Ahli-ahli sosiologi mengatakan bahwa entrepreneurship berperan dalam mengintegrasikan, mengarbitrase dan mengatur subsistem dalam masyarakat dan ekonomi (Parsons and Smelser,1956). Mereka para entrepreneur merupakan agen perubahan dalam masyarakat dimana dia tinggal (Barth, 1967). Storey (1982) berpendapat bahwa entrepreneur memegang peranan sebagai kreator dalam persaingan dan penciptaan lapangan kerja, sebagai “benih” dimasa depan dan sebagai alternatif dalam hal menghubungkan the bureaucratic employeremployee. Sementara itu Hagen (1960) percaya bahwa entrepreneur mampu memotivasi masyarakat karena dia dipandang menjadi kaum elit karena kesuksesannya di dunia usaha. Entrepreneur bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat.

        Kemiskinan sangat erat kaitannya dengan ketiadaan kewirausahaan. Oleh karena itu, keberadaan kewirausahaan mulai dari level individu, organisasi sampai masyarakat sangat terkait erat dengan miskin atau tidaknya masyarakat. Jika kewirausahaan tinggi, maka kemiskinan akan rendah.

Sumber : https://www.scribd.com/doc/261069901/pentingnya-kewirausahaan